 |
TOMOHON|||CK— Di tengah tingginya angka kriminalitas dan bencana di Kecamatan Tomohon Utara, sebuah langkah berani lahir dari ruang kerja camat. Rickyanto Supit, SE, sosok yang dikenal tenang namun visioner, menggagas terobosan bernama “Camat Sinergis – Masyarakat Aman & Tanggap” (CS-MANTAP).
Gagasan ini bukan sekadar slogan. Data berbicara keras — tahun 2023 mencatat 158 kasus kriminal dan 23 bencana. Sementara sepanjang 2024 hingga kini, angka itu masih tinggi: 127 kasus kriminal dan 34 kejadian bencana. Situasi ini menuntut langkah cepat, lintas batas birokrasi.
“Tomohon Utara punya dinamika sosial yang kuat dan potensi bencana yang nyata. Tapi koordinasi antarinstansi selama ini masih sektoral, belum menyatu dalam satu sistem yang solid,” ujar Rickyanto, beberapa waktu lalu, di Kantor Wali Kota Tomohon.
Lewat CS-MANTAP, Rickyanto ingin membangun sistem deteksi dini berbasis kolaborasi — menghubungkan kecamatan, kelurahan, BPBD, TNI/Polri, hingga masyarakat dalam satu jejaring tanggap darurat terpadu.
“Kuncinya ada di sinergi. Camat harus jadi motor koordinasi, sementara masyarakat harus berdaya dan terlibat aktif sejak dini,” tegasnya.
Program ini dirancang bukan hanya untuk mempercepat respons bencana dan konflik, tapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan bersama terhadap keamanan wilayah. Setiap laporan warga, setiap sinyal risiko sosial, akan menjadi bagian dari sistem partisipatif yang lebih cerdas dan responsif.
Rickyanto yakin, CS-MANTAP akan menjadi pondasi baru bagi Tomohon Utara — wilayah yang tidak hanya tangguh menghadapi ancaman, tapi juga solid membangun rasa aman bersama.
“Kami ingin Tomohon Utara bukan lagi dikenal karena kerawanannya, tapi karena ketangguhannya,” tutupnya dengan nada optimis. (MiRa)
