![]() |
Sulut|||CK- Sepeda motor masih menjadi moda transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari, termasuk saat mengantar anak ke sekolah atau berpergian singkat. Karena itu, orang tua perlu memahami cara membonceng anak yang benar demi menjaga keselamatan di jalan.
Instruktur Safety Riding PT Daya Adicipta Wisesa, Andhika Reynold Salindeho, menegaskan masih banyak orang tua yang keliru saat membawa anak, seperti membiarkan mereka duduk di bagian depan motor karena dianggap lebih nyaman dan mudah diawasi.
“Anak memang terlihat senang saat duduk di depan, tapi praktik ini sangat berisiko,” ujar Andhika.
Ia menjelaskan, posisi anak di depan dapat menyebabkan berbagai bahaya terbentur setang, terjepit, terganggu kesehatannya, mengurangi visibilitas pengendara, menghambat manuver, hingga membuat pengendara sulit membaca panel indikator motor.
“Setiap orang tua tentu ingin anaknya aman saat berboncengan. Karena itu, perhatian ekstra dan edukasi sejak dini sangat diperlukan agar anak dapat merasakan pengalaman berkendara yang aman bersama orang tua,” jelas Andhika.
Untuk itu, Andhika mengingatkan pentingnya menerapkan konsep Cari_Aman saat berkendara dengan anak. Berikut poin-poin yang harus diperhatikan orang tua:
1. Gunakan Perlengkapan Berkendara Lengkap
Helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu merupakan perlindungan dasar yang wajib digunakan anak saat dibonceng.
2. Pastikan Posisi Duduk yang Tepat
Anak harus duduk di belakang dengan posisi tubuh tegak dan merapat ke pengendara, sehingga dapat menjaga keseimbangan dan memegang tubuh pengendara dengan baik.
3. Pastikan Anak Siap Dibonceng
Anak harus mampu memegang tubuh pengendara dengan kuat. Untuk keamanan tambahan, orang tua dapat menggunakan sabuk pembonceng. Ingatkan anak agar tidak memainkan kaki untuk menghindari risiko tersenggol kendaraan lain.
4. Jaga dan Kontrol Kecepatan
Mengatur kecepatan bertujuan untuk: Mencegah anak terpental saat akselerasi mendadak. Mengurangi risiko terlempar saat menikung, mengingat pegangan anak belum sekuat orang dewasa. Menghindari pengereman mendadak yang dapat membuat anak panik atau tidak nyaman.
5. Atur Waktu, Rute, dan Jarak Perjalanan
Karena stamina anak berbeda dengan orang dewasa, pilih waktu berkendara yang lebih nyaman, seperti berangkat lebih pagi menghindari panas, serta pertimbangkan jarak dan rute yang tidak membuat anak cepat lelah.
6. Lakukan Konfirmasi Secara Berkala
Tanyakan kondisi anak selama perjalanan, apakah ia merasa haus, mengantuk, atau lelah. Ini penting untuk mengantisipasi risiko sejak dini.
(Mq)











