Tomohon|||CK – Akademisi Sulawesi Utara, Dr. Tommy Sumakul, SH, MH, dengan tegas menyerukan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam mengawasi Pemilu 2024.
Hal tersebut dikatakannya saat berbicara dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Pemilu Partisipatif oleh Media, Organisasi Masyarakat, dan Pemilih Perempuan yang digelar oleh Bawaslu Kota Tomohon pada 26 Juli 2024.
Menurutnya, tanpa keterlibatan langsung dari rakyat, pemilu berpotensi dicemari oleh praktik kotor seperti politik uang. Pengawasan partisipatif bukan lagi sekadar imbauan, tetapi sebuah keharusan untuk menjaga integritas demokrasi.
“Jangan biarkan tanggung jawab ini hanya ada di KPU dan Bawaslu. Masyarakat harus turun tangan! Jika kita diam, kita membiarkan kejahatan merusak pemilu,” ujar Dr. Sumakul.
Dr. Sumakul mengupas tuntas celah-celah yang sering dimanfaatkan dalam setiap pemilu. Menurutnya, masa kampanye dan masa tenang adalah dua titik paling rawan, di mana pelanggaran seperti politik uang sering terjadi. Uang mengalir untuk membeli suara, dan integritas pemilu terancam hancur.
“Politik uang bukan hanya mencoreng pemilu, tetapi juga menghancurkan masa depan negara. Ini adalah bentuk kejahatan serius yang tidak boleh dibiarkan! Masyarakat punya senjata penting: pengawasan. Jangan ragu untuk melaporkan setiap pelanggaran yang Anda lihat kepada Bawaslu atau aparat penegak hukum,” ungkapnya dengan nada keras.
Ketua Bawaslu Kota Tomohon, Stenly Kowaas, bersama Komisioner Bawaslu Handy Tumiwuda, turut memperkuat pesan Dr. Sumakul, menegaskan bahwa pengawasan partisipatif dari semua elemen masyarakat, termasuk perempuan dan media, sangat penting untuk mencegah kecurangan.
"Kami berharap kita berperan aktif dalam Pengawasan partisipatif, yang adalah kunci untuk mematahkan praktik politik uang dan memastikan pemilu berjalan dengan jujur dan adil. Masyarakat harus siap melawan kejahatan ini demi masa depan demokrasi yang bersih." ujar Kowaas yang diiyakan oleh Tumiwuda. (Red**)