![]() |
Uskup Rolly Menyerahkan Busana ke Frater Projo. (Foto Ist) |
Manado|||CK- Uskup Manado, Mgr Estephanus Rolly Untu MSC menerimakan busana rohani kepada 27 frater praja (Pr) atau diosesan yang telah melalui Tahun Orientasi Rohani di Pondok Emaus Poem Tateli.
Uskup Rolly dalam kotbah Misa berlangsung di Gereja Katolik St Yohanes Maria Vianney (Pondok Emaus), Senin(2/6), berharap ke-27 frater yang lolos untuk melanjutkan studi ke Seminari Tinggi Filsafat Pineleng tersebut untuk berjerih payah sekuat tenaga, menjawab karunia Tuhan yang diberikan tersebut.
Karunia ini diberikan dengan dua tugas, tanggung jawab dan mewartakan itu, harus dishare atau dibagikan kepada orang lain.
Uskup meminta ke-27 frater ini lebih lebih berusaha lagi dan bekerja keras untuk menjadi manusia baru yang nanti menciptakan dunia baru yang semakin pantas didiami. “Pohon kebenaran, mereka adalah tanaman Tuhan yang indah dan enak dipandang untuk menghasilkan buah,” kata Uskup Rolly.
Dikatakannya, pengenaan pakaian atau jubah rohani adalah tanda untuk memulai tahap baru dalam panggilan. Ini hendaknya ditandai dengan kerja keras untuk perjalanan imamat tersebut guna menjadi imam Tuhan dan pelayan Allah yang sungguh-sungguh dan menjadi berkat bagi banyak orang.
“Perjalanan anda masih panjang, ada enam tahun studi, kemudian pastoral dan tahun diakonat,” kata Uskup Rolly mengingatkan.
Sadar apa yang kamu terima di tahun rohani ini, dan menatap ke depan, dengan segala karunia, yang menantang perjalanan menjadi imam dan pelayanan ke depan.
Penerimaan jubah rohani merupakan sukacita kegembiraan yang hendaknya kita jaga terus, kita dukung bersama.
“Kita mohon agar Roh Kudus yang telah dicurahkan kepada kita untuk menuntun dan membimbing kita agar apa karunia yang sudah diberikan ini dijawab yah dengan upaya kerja keras sehingga menghasilkan buah di tahun-tahun yang akang datang,” kata Mgr Rolly.
![]() |
27 Frater Projo setelah menerima busana. (Foto Ist) |
Ke-27 frater yang menerima busana rohani pada kesempatan ini, 15 orang berasal dari Seminari Kakaskasen dan 12 orang dari Seminari Agustinianum, yakni :
1. Bimantara Rafael Tielung (Paroki St Fransiskus Xaverius Guaan),
2. Brandon Georgius Pierre Poluan ( Paroki Bunda Hati Kudus Woloan),
3. Carolus Kevin Antonius Toreh (Paroki Sta Maria Ratu Damai Melonguane),
4. Christoforus Lionel Karamoy (Paroki St Antonius de Padua, Taratara),
5. Chrisye Yohanes Lontoh (Paroki St Paulus Tompaso Baru),
6. Eugenius Ro’a (Paroki St Thomas Modo Buol),
7. Fransiskus Doodoh(Paroki Sta Maria Ratu Damai Melonguane),
8. Fransiskus Xaverius Panda(Paroki St Thomas Modo Buol),
9. Gabriel Armando Wawointana (Paroki St Fransiskus de Salles Kokoleh),
10. Gabriel Imanuel Talokon (Paroki Kristus Raja Wuasa),
11. Johanes Patris Alfa Turangan (Paroki Kristus Raja Kembes),
12. Leo Agung Mudel (Paroki Raja Damai Banggai),
13. Marshaling Deustelin (Paroki Sta Theresia Poso),
14. Patrick Alfonso Ignatius Pratasik (Paroki Bunda Teresa dari Kalkuta, GPI),
15. Patrisius Parinding(Paroki Kristus Raja Wuasa),
16. Paulinus Hege (Paroki St Thomas Modo Buol),
17. Pavel Geovani Amauro Pontoan(Paroki St Antonius de Padua Taratara),
18. Petrus Febrian Lewokelodo(Paroki Bunda Teresa dari Kalkuta, GPI),
19. Raymundo Pierre Rotinsulu (Paroki Yesus Gembala Baik Paniki),
20. Rexa Ignatius Verbum Margonanda (Paroki Bunda Teresa dari Kalkuta, GPI),
21. Richardo Valentino Metodius Rawung (Paroki Bunda Hati Kudus Yesus Rumengkor),
22. Rivaldo Benedictus Keles (Paroki St Fransiskus Xaverius Kakaskasen),
23. Septianus Siga (Paroki St Thomas Modo Buol),
24. Valerio Ambrosius Pirelli Manopo (Paroki Yesus Gembala Baik Paniki),
25. Vicky Ratsinger Kowaas (Paroki Sta Maria Pengantara Kosio Barat),
26. Kerry Stevenus Januar Tanos (Paroki Yesus Gembala yang Baik Rike),
27. Elvianus Nickolaus Paendong (Paroki Kristus Raja Kotamobagu).
(Guido Merung)