![]() |
Tomohon|||CK- Pemerintah Kota Tomohon mengambil langkah tegas dalam perang melawan stunting dengan menggelar rapat koordinasi percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Villa Limondok. Selasa, (10/06).
Wali Kota Tomohon Caroll Senduk, mengungkapkan Rapat ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mempercepat pencapaian target nasional penurunan stunting pada 2025.
Untuk itu Wali Kota Caroll Senduk menegaskan bahwa stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan ancaman serius terhadap kualitas generasi masa depan. Ia menyoroti urgensi konsolidasi antarpemangku kepentingan dan menyebut penanganan stunting sebagai tanggung jawab kolektif.
“Kita sudah mencapai angka prevalensi 10,5% di tahun 2024, lebih rendah dari rata-rata nasional. Namun kita tidak boleh berpuas diri. Target kita lebih ambisius Tomohon harus menjadi kota bebas stunting,” tegas Senduk.
Ia menggarisbawahi pentingnya penguatan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat. Kolaborasi dengan Pertamina dan Universitas Negeri Manado (UNIMA) disebut sebagai langkah konkret untuk memastikan intervensi yang terukur dan berkelanjutan.
Senduk juga merujuk pada UU No. 52 Tahun 2009 dan Perpres No. 72 Tahun 2021 sebagai landasan kebijakan, serta menekankan pentingnya pendekatan berbasis data, terutama melalui identifikasi dini anak-anak berisiko stunting dari data kelahiran dan kehamilan.
Sebagai bagian dari komitmen nyata, Pemkot Tomohon secara resmi melantik Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting. Tim ini diberi mandat untuk melakukan pemetaan masalah di lapangan, menjawab kendala teknis, serta merumuskan solusi aplikatif dan berbasis bukti.
Wakil Wali Kota, Sendy Rumajar, mempertegas bahwa penyelesaian persoalan stunting tak bisa lagi dilakukan dengan pendekatan parsial.
“Ini bukan sekadar tugas Dinas Kesehatan atau BKKBN. Ini adalah tanggung jawab seluruh OPD, stakeholder, dan masyarakat. Kita butuh orkestrasi, bukan solo aksi,” kata Rumajar.
Rumajar juga menyampaikan rencana konkret menggandeng BUMN dalam upaya penuntasan stunting, serta menyerukan pentingnya deteksi penyakit bawaan anak sejak dini untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran.
Ia menegaskan bahwa langkah-langkah ke depan akan lebih sistematis, berbasis data, dan berorientasi hasil. Upaya penurunan stunting kini tidak lagi bersifat administratif, melainkan gerakan kolektif yang melibatkan seluruh elemen kota. (MiRa)